Semangat pagi teman-teman, puji Tuhan kita bertemu kembali dalam keadaan sehat dan ceria. Ayo… kita simak syair lagu di bawah ini!

……………… Indonesia Raya, Merdeka, merdeka , tanahku Negriku yang kucinta ……..

Apakah kalian mengetahui cuplikan syair lagu di atas? Coba tebak ! Ya benar, itu adalah cuplikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, tentunya tidak asing bagi kita semua karena setiap pagi selalu kita nyanyikan. Teman-teman, apakah mengetahui siapa pencipta lagu Kebangsaan Indonesia Raya?  Beliau  adalah Bapak W.R. Soepratman. Ingin mengenal lebih dekat siapa tokoh W.R. Soepratman, yuuk…. Kita simak cerita berikut ini!

Pada hari Rabu, 23 Maret 2022, kami siswa kelas III SD Kristen Petra 1 melakukan Virtual Field Trip ke Museum dan makam dari Bapak Wage Rudolf Soepratman atau lebih dikenal dengan Bapak W.R. Soepratman. Kami sangat senang ketika guru kami memberitahukan  kegiatan ini beberapa hari sebelumnya. Pada hari kegiatan tersebut  kami mengenakan kaos olahraga, topi, dan menyiapkan bekal makanan walaupun dilaksanakan secara virtual.  Naah …inilah cerita hasil kunjungan virtual kami.

Museum W.R. Soepratman terletak di jalan Mangga No. 21, Surabaya. Tepat di depan museum terdapat patung W.R. Soepratman tengah memainkan biola di samping bendera Merah Putih. Dulu, bangunan museum ini  merupakan rumah tinggal kakak perempuan W.R. Supratman yang bernama Roekiyem Soepratijah. W.R. Soepratman lahir pada tanggal 19 Maret 1903. W.R. Soepratman mulai menempati rumah tersebut pada tahun 1936, sebagai tempat persembunyian dari kejaran pasukan Belanda akibat menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya. W.R. Soepratman ikut berjuang dalam pergerakan kemerdekaan lewat karya-karyanya sebagai komponis dengan menciptakan lagu-lagu kebangsaan. Selain itu, ketika masih muda beliau berkarya sebagai jurnalis dan penulis buku. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya pertama kali dikumandangkan bersamaan dengan Konggres Sumpah Pemuda II pada 28 Oktober 1928. Selama berkarya dan berjuang, W.R. Soepratman juga pernah menjadi tahanan Belanda sebagai resiko dari perjuangannya. Beliau ditangkap dan ditahan di penjara Kalisosok yang kemudian menjadi  tahanan rumah oleh kolonial Belanda. Akibatnya, fisik WR Soepratman semakin melemah hingga beliau meninggal dunia di rumahnya tepat pada tanggal 17 Agustus 1938.

W.R. Soepratman dimakamkan di Jalan Rangkah, Surabaya. Pada halaman komplek makam didirikan monumen berisi sejarah dan prestasi dari W.R. Soepratman  dan  patung W.R. Soepratman yang sedang memainkan biola . Makam  W.R. Soepratman sering dikunjungi orang yang ingin berwisata hingga berziarah. Meski belum sempat merasakan negeri yang dicintainya meraih kemerdekaan karena beliau meninggal dunia di usia muda, namun karya W.R.Soepratman akan terus dikenang hingga kini.

Terima kasih Bapak W.R. Soepratman, kami bangga akan perjuanganmu. Lagu Indonesia Raya terus bergema di seluruh penjuru Nusantara hingga dunia Internasional. Naah… teman-teman, mari kita lanjutkan perjuangan dan cita-cita dari Bapak W.R. Soepratman dengan cara belajar rajin untuk mencapai cita-cita lebih tinggi.

Salam Merdeka …….!!!

Loading